[Book Review] Pengakuan Eks Parasit Lajang

Sumber: Goodreads

Judul                : Pengakuan Eks Parasit Lajang
Penulis              : Ayu Utami
Penerbit           : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan           : ketiga, Februari 2015
Tebal               : x + 306 halaman
ISBN                : 978-9779-91-0537-0

Pada akhirnya, ada dua poin utama yang saya dapatkan dari trilogi Parasit Lajang ini, yakni kesetaraan dan kebebasan untuk memilih, apapun itu. Jika, beberapa orang di luar sana menganggap bahwa Ayu terkesan menggurui, saya idak merasa demikian. Penulis di sini hanya mencoba untuk mengungkapkan pemikirannya sekaligus memberikan alternatif. Memang dibutuhkan pemikiran yang terbuka dalam membaca trilogi ini.

Lepas dari itu, poin plus dari buku ini adalah kesan intim yang didapat oleh para pembaca. Ini dapat kita lihat dari penggunaan sudut pandang orang pertama oleh sang penulis. Soal bagaimana gaya penulisan, ah, menurut saya itu tak perlu lagi untuk dibahas. Semua orang yang sudah membaca tulisan Ayu pasti tahu jika tulisannya selalu tegas, tidak bertele-tele, dst, dst.

Namun, harus saya akui bahwa pada beberapa bagian saya merasa agak kelelahan saat membacanya. Bagian Game, misalnya. Beberapa parts membuat saya lelah karena agak membosankan, beberapa lagi membuat saya lelah karena sedikit berat. Tapi, kembali pada statmen awal bahwa, buku ini tetap menarik untuk dibaca. Buku ini menawarkan perspektif baru dalam memahami nilai-nilai yang sudah lama berkembang di masyarakat kita.

Secara teknis, saya sangat menyukai desain gambar yang digunakan pada kover –dibanding dengan kover dua serial sebelumnya. Kovernya tidak terkesan kosong –karena terlalu banyak ruang untuk “bernapas”– seperti Cerita Cinta Enrico. Tapi tidak juga terkesan “penuh”. Penggunaan warna pada gambar juga lebih tegas, sehingga tata letaknya menjadi terlihat lebih rapi.

Terakhir, sebagai penutup, ijinkan saya menuliskan beberapa kalimat yang saya suka dari buku ini.

“Sebab, manusia ada yang perempuan, ada yang laki-laki, dan ada yang lain-lain. Perbedaan diakui, tanpa hirarki. Tak satu pun bole direndahkan atau dipinggirkan.” – halaman 184.


Akhirnya, selamat membaca!

Comments