[Book Review] Wonderworks Prodigy

Petualangan di Reign of Avalon

Sumber: Goodreads

Judul : Wonderworks Prodigy
Penulis : Ginger Elyse Shelley
Penerbit : PING!!!
Terbit : 2015
Tebal : 216 halaman
ISBN : 978-602-0806-47-1

“Agar kalian selalu ingat bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dan bahwa sihir selalu ada. Agar kalian percaya bahwa dengan keajaiban ... kalian bisa melakukan apapun dan menyingkirkan ketakutan ...” – halaman 214.

Siapa yang tidak tahu dan belum pernah menonton film yang bercerita tentang dunia sihir, Harry Potter misalnya? Ah, saya yakin, kalian yang membaca tulisan ini pasti mengetahui dan pernah menontonnya.

Nah, mengapa saya mempertanyakan hal itu diawal? Sebab, ada kaitannya dengan novel yang saya bahas kali ini. Bukan, saya bukannya akan membahas novel Harry Potter, melainkan novel dengan genre sejenis. Ya, Wonderworks Prodigy ini bercerita mengenai sekolah sihir. Namun, jika sekolah sihir di Hogwarts (semoga tidak salah penulisannya) memakan waktu bertahun-tahun lamanya, pelatihan sihir di Avalon ini hanya memakan waktu sekitar empat bulan.

Lalu siapa saja yang dapat memasuki Avalon? Tentu saja anak-anak yang terpilih, yakni mereka yang memiliki bakat sihir, yang tentu saja tidak disadari oleh para anak itu sendiri. Singkat cerita, pada pelatihan kali ini terdapat delapan anak yang mendapatkan kesempatan dipanggil ke Avalon untuk belajar sihir. Mereka adalah Cael –yang berasal dari Irlandia dan memiliki rambut hitam, dan Alexis –yang berasal dari Rusia dan memiliki rambut panjang. Keduanya adalah murid yang cemerlang.

Kemudian ada Lori si gadis kecil berkulit hitam, berambut keriting, dan masih berumur 13 tahun yang super cerewet. Mariska yang berasal dari Hungaria, bermata hijau dan berambut merah keriting, dan  bisa meramal. Lalu, Gabriel –yang berasal dari Maroko, dan Brielle –si pirang dari Perancis, yang mirip lukisan hidup. Altan si cengeng dari Turki yang berperawakan mungil, dan terakhir Robin si jenius yang baru berumur sepuluh tahun.

Para mentor menganggap bahwa kedelapan anak tersebut istimewa. Saking istimewanya, menjelang akhir musim pelatihan terdapat kejadian yang sama “isitmewanya”. Ada rencana jahat yang tengah disusun rapi, dan itu melibatkan salah satu dari anak-anak istimewa tersebut. Ia sangat lihat dalam menyamar, sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya.

Secara keseluruhan, kesan saya pada novel yang ditulis menggunakan sudut pandang orang ketiga dan beralur maju ini cukup menyenangkan dan menghibur. Sang penulis menawarkan akhir cerita yang tak dapat tertebak.

Namun, saya pikir ada beberapa hal yang kurang detail. Dan terkadang alurnya loncat-loncat. Lalu, banyak tokoh yang menurut saya hanya sekedar menjadi “latar” saja, dan tidak pernah diceritakan bagaimana perannya.

Lepas dari itu, gambar kovernya sendiri menurut saya terbilang representatif. Hanya saja saya kurang menyukai gambarnya, bagi saya kurang menarik –saya tahu ini sangat subjektif. Tapi untuk aspek tata letak pada kovernya terbilang rapi, kok. Komposisinya pas, menurut saya. tidak terlalu penuh, dan juga tidak terlalu kosong.


Akhir kata, bagi kalian penggemar cerita fantasi, novel ini wajib untuk dibaca!

Comments