Penulis : TaaNee Jee
Penerbit : Diva Press
Terbit :
November 2015
Tebal :
320 halaman
ISBN : 978-602-0809-67-9
Apa jadinya apabila kalian terperangkap dalam
sebuah pernikahan yang tidak kalian inginkan? Bagaimana jika istri atau suami
kalian adalah orang yang sama sekali tidak kalian kenal sebelumnya dan
tiba-tiba tanpa perkenalan kalian harus menikah? Sebagian besar dari kalian
pasti akan menolaknya, bukan?
Begitu pula dengan Dee. Tetapi, sedikit
berbeda dengan Algha yang mana berusaha untuk mengikhlaskan adanya pernikahan
di antara mereka. Atau lebih tepatnya, terpaksa berusaha mengikhlaskan.
Nah, dikisahkan dalam novel ini bahwa Dee
dan Algha terperangkap dalam sebuah pernikahan dikarenakan sebuah kecelakaan
konyol. Singkatnya, meski keduanya tidak menghendaki, pernikahan mereka pada
akhirnya tetap dilangsungkan. Namun, apa yang terjadi? Dari luar, orang yang
melihat mereka dapat dipastikan akan berpikiran bahwa mereka baik-baik saja. Tetapi,
pada kenyataannya, hubungan mereka jauh
dari kata baik. Sebab, yang terjadi disetiap harinya hanyalah pertengkaran dan
pertengkaran.
Pertengkaran tersebut dirasa “wajar”
sebab bagi Algha, Dee adalah seorang perempuan yang kasar dan menyebalkan, juga
galak. Sementara itu, Dee sendiri menganggap bahwa Algha adalah laki-laki yang
membosankan dan menyebalkan.
Untuk segi kontennya sendiri, novel ini
ditulis dengan alur maju-mundur melalui sudut pandang orang ketiga. Latar tempat
yang diambil ada di Jakarta dan Yaman. Namun, Jakarta lebih mendominasi. Sayangnya,
entah ini baik atau buruk, pada latar yang berada Jakarta, “aura” dari kota itu
sendiri tidak terasa. Saya sendiri merasa, dari awal, yang tergambarkan justru
Yaman.
Secara keseluruhan, saya menyukai konsep
yang dibawa. Tetapi, saya merasa aneh dengan penggambaran “kealiman” Dee.
Seperti kurang tegas. Masa’ seorang
perempuan yang sudah menikah pergi dengan laki-laki lain? Sebetulnya, awalnya
saya tidak mempermasalahkan hal ini. Namun, rasanya agak aneh saja ketika
konteks ceritanya berbau islami. Kesan ketaatan tokohnya kepada agama tiba-tiba
terusak pada titik ini. Kesannya seperti penulis kurang tegas dalam memberikan
karakter pada tokohnya.
Itu terlepas dari keinginan penulis yang
memang menginkan jalan cerita dibuat begitu lho,
ya. Saya rasa, hal sekecil itu juga harus diperhitungkan oleh si penulis. Kemudian,
saya juga merasa aneh dengan bagian di mana Algha dan Dee tiba-tiba dinikahkan.
Hanya satu perrtanyaannya saya, dari mana mas kawinnya didapatkan? Sayangnya,
itu tidak dijelaskan dalam novel ini.
Lalu, untuk segi teknis sendiri, saya
masih menjumpai adanya kesalahan penulisan di sini. Salah satunya dapat dilihat
pada halaman 193, di mana baik-baik tertulis menjadi baik-naik. Sementara
itu, untuk desain kover, saya sendiri menyukainya. Desain gambarnya sendiri
sebetulnya terbilang sederhana. Tetapi, semua komponennya ditata dengan rapi. Pemilihan
warnanya pun memberikan kesan manis tersendiri bagi novel ini.
Akhir kata, selamat membaca!
Comments
Post a Comment