Ia Kembali

Sumber: Pinterest

"Ia kembali," teriak Ara kepadaku.
"Ia kembali," ulangnya sembari menggoyangkan pundakku.
"Ia kembali, Rana," ucap Ara sembari menunjuk sebuah arah dimana akan datangnya seseorang.

Ku tengokkan kepalaku ke arah yang ditunjuk Ara.
Sebuah senyum merah merekah dari bibirnya, bibir orang yang dimaksud Ara.
Ia menyapaku dengan berucap tanpa suara dari kejauhan.

"Akhirnya. Akhirnya penantianmu usai."
Ucapan Ara membuyarkan lamunanku, dan kembali menyadarkanku.

Aku berdiri.
Setengah linglung, tak sadar sepenuhnya apa yang akan kulakukan.
Tapi kakiku berkehendak untuk melangkah.
Kuhampiri seseorang itu.
Ku langkahkan langkah kakiku dengan sedikit tergesa.
Agar dapat segera mendekat padanya.

Dan saat aku telah berada persis di depannya,
ku buka kedua lenganku untuk menyambut pelukannya.

"Maaf," ucapnya.
Ku dongakkan wajahku, hanya sebuah pandang kosong yang tersirat dari mata bulatku.
Aku masih merasa setengah sadar dengan apa yang kuhadapi saat ini.
Aku masih tak mengerti semua ini. 
Hingga ia berkata kembali,
"Maaf telah membuatmu menungguku lama. Kini, aku kembali dan tak akan pergi lagi."

Aku mengerti sekarang.
Aku telah bisa mencerna segalanya sekarang.
Setetes air mata mulai memacu banyak air mata lainnya untuk meluncur dari mataku.
Tak sanggup lagi aku menahan luh dari mataku.
Entah itu air mata bahagia,air mata kerinduan atau air mata akhir dari penantian.
Aku rasa semuanya, semuanya sudah jelas tergambar dari air mataku.

"Aku di sini. Di sini. Di sisimu, di sampingmu dan tak akan pergi lagi," ucapnya.
 

Comments