[Book Review] Between Shades of Gray


Lina Krasivaya
Sumber: Togamas

Judul : Between Shades of Gray
Penulis : Ruta Sepetys
Penerjemah : Ingrid Nimpoeno
Penerbit : Noura Books
Cetakan ke- : I, Desember 2014
Jumlah Halaman : 386 halaman
ISBN : 978-602-1306-45-1

“Usiaku enam belas tahun, aku yatim piatu di Siberia.... Aku ingin hidup. Aku ingin melihat adikku tumbuh besar. Aku ingin melihat Lithuania kembali. Aku ingin melihat joana. Aku ingin mencium aroma bunga lily of the valley dalam angin sepoi-sepoi di bawah jendela rumahku. Aku ingin melukis di ladang-ladang. Aku ingin melihat Andrius bersama gambar-gambarku. Pada akhirnya hanya ada dua kemungkinan di Siberia. Sukses berarti bertahan hidup. Gagal berarti kematian. Aku ingin kehidupan. Aku ingin bertahan hidup.”
 – halaman 356-357.

Sebagai pembuka, saya menggunakan pernyataan dari redaksi The Washington Post yang mana menyatakan bahwa beberapa novel ditulis dengan indah, beberapa lainnya menyajikan kisah penting untuk dibaca; dan novel ini memiliki keduanya. Ya, novel ini mengingatkan saya kepada kisah Amba. Tak hanya indah, isi di dalamnya juga sangat penting untuk dibaca.
Memikat. Mungkin itu padanan kata –yang menurut saya, tepat.Rasanya saya sama sekali tak ingin melepaskan novel ini sebelum selesai membacanya. Akan tetapi, saya terpaksa harus berhenti beberapa kali saat membacanya. Bukan karena mata saya lelah. Melainkan karena ujian –take home, tengah semester saya menanti untuk dikerjakan.
Nah, lepas dari itu, sebelum saya membahas lebih dalam ijinkan saya untuk membahas judul yang saya gunakan kali ini. Krasivaya yang saya tulis di situ bukanlah nama belakang Lina –sang tokoh utama. Krasivaya adalah kata dari bahasa Rusia yag memiliki arti kecantikan yang disertai kekuatan. Dan buat saya, kata itu sangat tepat untuk menggambarkan sosok Lina yang selalu blak-blakan dan berbakat dalam menggambar.
Selain Lina, terdapat pula beberapa tokoh lainnya yang menghiasi novel ini. Di antaranya seperti Elena –ibu Lina yang cerdas dan baik hati, Jonas –sang adik yang manis, Andrinus Arvydas –si tampan yang memiliki jiwa pemberani, serta Kretzsky –tentara NKVD yang berhati paling baik.
Tidak ada alasan pasti tentang mengapa saya menyukai novel yang beralurkan maju-mundur ini. Namun, yang pasti kisah di dalamnya cukup memukau dan emosi yang coba disampaikan pun terbilang tersampaikan dengan cukup baik. Tanpa disadari pula, dengan membaca novel ini sebetulnya kita telah membaca secuil sejarah Lithuania.
Pada tahun 1939, Uni Soviet menduduki negara-negara Baltik –Lithuania, Latvia, dan Estonia. Tak lama setelah itu, Kremlin menyusun daftar orang-orang yang dianggap anti-Soviet, yang mana mereka harus dibunuh, dikirim ke penjara, atau dideportasi ke dalam perbudakan di Siberia. Atas kejadian itu pula, negara-negara Baltik terperangkap di antara kekuasaan Soviet dan Nazi dan dilupakan oleh dunia.
Di novel ini, pendeportasian digambarkan melalui keluarga Lina dan keluarga-keluarga lainnya. Kengerian yang dialami oleh orang-orang yang dideportasi tersebut benar-benar tergambarkan dengan cukup detail. Nah, alasan dari mengapa keluarga Lina ini deportasi karena sang ayah telah membantu keluarga paman Lina untuk kabur lewat repatriasi ke Jerman. Belasan tahun mereka semua “dipenjara” di Siberia. Dan ketika mereka kembali –pada tahun 1950-an, mereka mendapati bahwa tentara Soviet telah nempati rumah mereka dan bahkan menggunakan nama mereka. Semua hilang.
Mereka dipaksa hidup dalam area terbatas dan terus berada dalam pengawasan NKVD. Sehingga, membicarakan pengalaman mereka berarti pemenjaraan atau deportasi langsung ke Siberia. Akibatnya, semua rahasia mengerikan itu menjadi semakin terkubur. Akan tetapi, orang-orang seperti Lina kemudian menyalurkan emosi dan ketakutan mereka ke dalam karya seni –yang diedarkan secara sembunyi-sembunyi, karena hanya itulah yang dapat mereka lakukan untuk mengekspresikan diri dan mempertahakan kelangsungan hidup bangsa mereka.
Yang tidak saya sukai dalam novel ini hanya satu, yakni ceritanya yang cepat usai. Banyak pertanyaan di kepala saya yang belum terjawab. Tentang apakah pada akhirnya ayahnya masih hidup? Bagaimana Andrinus menemukan Lina dan adiknya? Bagaimana mereka semua kembali ke Lithuania? Dan masih banyak lagi lainnya.
Untuk segi teknis, yaitu sampulnya, saya merasa tidak ada masalah. Justru karena sampulnya itulah, saya tertarik untuk membelinya. Buat saya, sampulnya cukup representatif dengan isi cerita di dalamnya. Sederhana, namun pesannya jelas dapat terbaca.
Akhirnya, selamat membaca!

Comments