[Book Review] Mengawal Demokratisasi Media: Menolak Konsentrasi, Membangun Keberagaman


Menyoal Demokratisasi Media


Judul : Mengawal Demokratisasi Media: Menolak Konsentrasi, Membangun Keberagaman
Penulis : Amir Effendi Siregar
Penerbit : Kompas
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : xxxviii + 274 halaman
ISBN : 978-979-709-852-0

Di negara demokrasi, termasuk Indonesia, kebebasan untuk berekspresi, berbicara, dan kemerdekaan pers merupakan sebuah keharusan. Tanpa adanya jaminan kebebasan untuk ketiga hal tersebut, maka tidak akan pernah ada demokrasi. Akan tetapi, ternyata kebebasan berekspresi, berbicara, dan kemerdekaan pers yang ada selama ini ternyata dinilai tidak cukup untuk mewujudkan media dan komunikasi yang demokratis.
Dalam hal demokratisasi media, faktor lain yang harus ditekankan adalah adanya usaha untuk menegakkan prinsip keberagaman baik kepemilikan dan juga isi. Tanpa adanya jaminan keberagaman tersebut, maka akan muncul peluang otoritarianisme baru yang bersifat kapitalis. Sehingga, bukan tidak mungkin bahwa otoritarianisme baru tersebut dapat dengan mudah membunuh demokrasi.

Namun, disamping kedua prinsip itu tadi, regulasi juga sangat diperlukan untuk menjamin distribusi informasi dan media yang tepat untuk khalayak. Nah, perihal tentang regulasi media itu sendiri pada dasarnya diatur berdasarkan penggunaan ranah, yakni ranah non-publik (seperti majalah, dan surat kabar) dan publik (seperti televisi). Untuk penggunaan pada ranah publik, regulasi memang sudah serusnya dilakukan secara ketat, lebih ketat dibanding dengan media yang menggunakan ranah non-publik. Dikarena media tersebut menggunakan gelombang frekuensi yang seharusnya dimanfaatkan seluas dan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan publik itu sendiri. Disamping itu, frekuensi itu juga bersifat terbatas dan untuk memasukinya jelas tidaklah mudah. Dan, jika ditelaah lebih dalam lagi, siaran televisi dapat memasuki dan menembus ruang tidur khalayak tanpa diundang.
Begitulah kurang lebih isi dari buku ini. Ya, buku yang terdiri dari kumpulan artikel Amir Siregar yang pernah dimuat dalam surat kabar ini membicarakan mengenai berbagai permasalahan dari media di Indonesia. Salah satunya adalah perihal keberagaman baik dari segi kepemilikan ataupun konten yang masih terbilang kurang baik. Menurut saya, isi dari buku ini cukup baik. Ada banyak tulisan yang sekiranya mampu menyadarkan kita mengenai permasalahan-permasalahan yang ada pada media kita saat ini, terlebih pada media penyiaran.
Dan bagi saya pribadi, mengetahui permasalahan-permasalahan itu sangatlah penting –terlepas bahwa saya mengambil konsentrasi media pada kuliah saya. Lebih jauh lagi, dampaknya sebetulnya tak hanya bernilai positif bagi saya. Namun, juga bagi orang-orang disekitar saya. Setidaknya, saya dapat membagikan apa yang saya dapat –dari membaca buku tersebut, kepada orang-orang disekitar saya tersebut. Tentunya salah satu tujuannya adalah agar mereka menjadi lebih aware.
Lepas dari itu, dari membaca buku ini pula, kemudian munculah pertanyaan dibenak saya. Jadi, apakah media penyiaran kita saat ini sudah demokratis? Ataukah justru kapitalis? Apa malah otoritarian? Ah, apabila salah satu dari kalian memiliki jawabannya atau sekedar ingin berdiskusi, maka dengan senang hati saya akan menjabaninya. Saya bisa dihubungi via surel. Silakan kirim pesan saja, secepatnya pasti akan saya respon.
Dan, akhirnya selamat membaca!

Comments