[Book Review] You're Not Funny Enough


Titik Balik Hidup Jamie

Judul : You’re Not Funny Enough
Penulis : Jacob Julian
Cetakan : I, Juni 2014
Penerbit : PING!!!
Tebal halaman : 280 halaman
ISBN : 978-602-255-617-6
“Kalau kau ingin mencari hal yang baru, hal yang belum pernah kau temui, jangan pernah pergi ke tempat yang kau bisa menempuh rumahmu selama tiga jam perjalanan. Karena kau pasti akan selalu memikirkan rumahmu. Lemparkan dirimu sejauh enam jam perjalanan, lalu kau akan merasakan... harusnya aku memang berada di rumah.”

Stand-up comedy
.
Suatu bidang kesenian yang dulu banyak digeluti orang karena terlihat menjanjikan, kini sudah mulai ditinggalkan bahkan beberapa malah sudah benar-benar melupakan. Lalu apa jadinya dengan orang yang masih ingin bergelut di dalamnya? Diam saja? Terpaksa berpindah haluan? Atau tetap memaksakan diri untuk bertahan?
Terombang-ambing antara bertahan atau berpindah haluan. Itulah keadaan yang dihadapi oleh Jamie. Padahal, tadinya ia yakin bahwa ia akan menuai kesuksesan besar dibidang tersebut. Banyak hal telah ia korbankan –terutama kuliahnya, hanya demi untuk menuruti passion-nya yang ingin menjadi comic terkenal. Namun yang terjadi kini justru kebalikannya. Sama sekali tak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Cerita bermula dari kesekian kalinya ia ngebom –tidak mendapatkan tawa, ketika sedang melakukan stand-up comedy di depan puluhan orang di sebuah kafe. Padahal dulu, ketika stand-up comedy sedang ngetop-ngetopnya ia sering kali mendapatkan tawa. Bahkan, ia pun juga pernah membuat show bersama dengan beberapa comic lain yang hasilnya terbilang cukup sukses. Namun kini, bagaimana bisa terbilang sukses jika yang ia hadapi ketika diatas panggung adalah ngebom. Jamie merasa gagal. Ia pun bingung dimanakah letak kesalahannya, pada dirinyakah –yang tidak lagi lucu, atau pada para penonton –yang kini mulai tak acuh.

Dari situlah, ia kemudian membuat suatu keputusan besar. Kegagalan atas rencana besarnya membawanya pergi ke pulau seberang. Ia berniat untuk benar-benar berpindah haluan dan meninggalkan dunia stand-up comedy yang telah ia geluti selama ini. Namun, dalam perjalanannya ia bertemu dengan Fey dan Luka yang mana sangat menyukai stand-up comedy. Mengetahui bahwa Jamie adalah seorang comic, Fey pun menodongnya untuk tampil di panggung kecil dalam kapal yang sedang mereka tumpangi.
Singkat cerita, Keseruan dalam novel ini akan mulai kita jumpai ketika Jamie memutuskan untuk pergi ke pulau seberang. Dimana kepergiannya itu justru menjadi awal dari perjalanan titik balik hidup Jamie. Pertemuannya dengan beberapa orang dalam ‘pelariannya’ tersebut justru membuat ia semakin sulit untuk berpindah haluan.
Unik, dan konyol.
Dua kata tersebut cukup tepat untuk merepresentasikan isi dari cerita yang diangkat dalam novel ini. Poin plus utama berasal dari keunikan tema cerita yang diangkat. Penulis cukup cerdas dalam melihat dan memilih stand-up comedy untuk dijadikan dasar dari ide cerita. Meski mungkin disisi lain terkesan ‘segmented’, namun bukan berarti bagi orang yang tidak menyukai stand-up comedy akan kesulitan untuk menikmati jalan ceritanya.
Justru sebaliknya, cerita yang dibawakan dengan ringan ini bisa dinikmati oleh siapapun.
Poin lainnya terletak pada pesan moral yang banyak disisipkan di dalamnya. Kegigihan dan kesolidaritasan –meski tersirat, ‘ditanamkan’ cukup kuat di sini. Selain itu, ada cukup banyak serangkaian kalimat yang dapat digunakan untuk memotivasi diri. Pada intinya, melalui novel ini Penulis mengajak para pembacanya untuk menyelami lika-liku kehidupan agar tidak mudah menyerah dalam menggapai cita-cita dan impian.
Selamat membaca!

Comments