[Book Review] Mata yang Enak Dipandang


Si Kuning, Sederhana Namun Tetap Menawan
Sumber: goodreads

Judul : Mata yang Enak Dipandang
Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2013
Jumlah halaman : 216 halaman
ISBN : 978-602-03-0045-0
“Ya, kukira betul; mata orang yang suka memberi memang enak dipandang.” – halaman 14.

Seperti biasanya. Dan seperti sebelum-sebelumnya. Tulisan Ahmad Tohari selalu sederhana, namun mampu membuat kita –para pembacanya, terbius oleh setiap ceritanya. Cerita di dalamnya cenderung mengalir pelan. Konfliknya pun tak selalu tajam. Akan tetapi, pada akhirnya emosi pembaca tetap akan ‘termainkan’. Plot yang naik-turun akan jelas dirasakan oleh pembaca.
Saya pribadi tidak terlalu mau berkomentar banyak soal buku Ahmad Tohari yang satu ini. Bagian konten sudah saya utarakan di atas tadi. Selain tentunya kisah yang disuguhkan di dalamnya, satu yang saya suka dari buku ini adalah cover-nya. Sejujurnya, kuning merupakan warna yang paling saya benci sebab bagi saya warna tersebut terlalu menyakitkan mata. Namun, tidak begitu dengan warna kuning pada sampul ini. Saya justru melihat warna sampul ini begitu syahdu.

Dan lagi, saya juga sangat menyukai gambar matanya yang dilukis sederhana. Saya pikir perpaduan elemen pada cover ini terbilang sangat baik. Mulai dari jenis huruf yang dipilih, warna hingga gambar. Memang lebih banyak terdapat ruang kosong pada sampulnya, namun saya pikir itu jauh lebih baik daripada hanya menyisakan sedikit ruang lega untuk bernafas.
Selain itu, perpaduan ketiga elemen tadi –terlebih warnanya yang terhitung mencolok, akan membuat orang yang melihatnya tertarik untuk mengamatinya lebih. Ya, saya pikir perpaduan tersebut membuat orang yang melihatnya akan menaruh perhatian yang lebih. Strategi yang bagus, memang.
Nah, di dalam buku ini sendiri terdapat 15 buah cerita pendek. Dan karenanya merupakan antologi cerpen, maka kiranya tak bijak apabila saya memberikan sinopsis salah satu cerita saja. Namun, tidak mungkin pula apabila saya harus menuliskan sinopsis dari setiap cerita. Lagi pula, hey! Ini adalah cerita pendek –bukan novel yang panjangnya beratu-ratus halaman, tak serulah apabila jalan ceritanya masih harus dituliskan. Pahamkan maksud saya?
Dan jika kalian bertanya bagian mana yang paling menarik? Uh, silakan kalian baca sendiri. Sebab, menarik bagi saya belum tentu menarik bagi kalian. Begitu sebaliknya. Namun, apabila kalian memaksa maka harus saya katakan bahwa cerita yang menarik –menurut saya, adalah “Mata yang Enak Dipandang” dan “Bulan Kuning Sudah Tenggelam”.
Jadi, selamat membaca!

Comments