Membunuh
Kenangan dengan Amnesia
Sumber: Goodreads |
Judul : Caraphernelia
Penulis : Jacob Julian
Penerbit : PING!!!
Tahun terbit : 2015
Jumlah halaman : 196 halaman
ISBN : 978-602-279-178-2
“Tidak ingat apa-apa adalah hal yang paling dibenci orang. Tapi ada juga yang justru menginginkan tidak mengingat apa-apa setelah bangun tidur.” – halaman 6.
Sebelumnya, apa yang
akan kalian lakukan jika sedang mengalami masalah yang rasanya tak mampu untuk
kalian selesaikan? Membiarkannya begitu saja? Mencari pelampiasan? Atau malah, sengaja
membuat diri kehilangan ingatan?
Bagi seorang Jona,
opsi terakhirlah yang akhirnya dipilihnya. Ia berpikir bahwa dengan amnesia,
maka segalanya akan terasa menjadi lebih mudah. Akan tetapi, yang terjadi
justru sebaliknya. Apa yang ia hadapi justru jauh lebih rumit. Bagaimanapun sulit
bagi seseorang untuk bertahan sendirian dengan masa lalu yang hilang, ... seperti
kehilangan satu kaki untuk berjalan (halaman 87).
Dan singkatnya,
begitulah isi dari novel ini, yakni tentang bagaimana Jona ingin membuang masa
lalunya dengan cara hilang ingatan. Namun, ternyata membuang ingatan tak
semudah seperti apa yang dibayangkannya. Sebab, ia justru bertemu orang-orang
yang kenal dengannya, dan bahkan ada di antara mereka yang justru tak sengaja
membangkitan kenangan lamanya.
Secara keseluruhan,
novel ini ditulis dengan alur maju. Namun, pada beberapa bagian diselipkan
fragmen-fragmen kisah masa lalu. Nah, selain Jona, novel bersudut pandang orang
ke-3 ini juga memiliki beberapa tokoh lain. Pertama, adalah Alana yang kaya,
cantik, dan agak mood swinger. Kedua,
Alvin yang beralis tebal, hidung besar, dan berambut keriting. Dan terakhir,
adalah Mae.
Dari segi ceritanya
sendiri, novel ini dibuka dengan narasi yang membuat kita penasaran. Hingga seakan
menarik dan memaksa kita untuk meraba-raba tentang apa yang sebenarnya tengah
terjadi. Dan saya pikir, hal tersebut tentu merupakan poin plus yang mana
menimbulkan kesan menarik tersendiri bagi para pembaca.
Hal menarik lainnya
ada pada sampul bukunya. Agak terkesan sederhana sebetulnya, namun memiliki tone yang sangat manis. Tata letaknya
juga menurut saya tidak berlebihan. Hanya saja, saya agak menyayangkan desain
halaman dalamnya, tepatnya pada permulaan bab, yang mana terkesan sedikit agak
kaku serta margin kanannya pun agak terlalu mepet, sedangkan margin atas dan bawahnya
(terhadap border gambar) agak sedikit
tanggung.
Dan satu hal lagi, saya
merasa ada yang sedikit aneh pada halaman 85 di paragraf terakhir. Tertulis “....
Tapi sebelum makan, kamu sebaiknya makan.” Jika merujuk pada
kalimat sebelumnya, saya pikir kata makan di awal kalimat seharusnya
adalah tidur.
Dan akhirnya, selamat
membaca!
Comments
Post a Comment